Kepiting Cangkang Lunak (Kepiting Soka)

  • Sep 09, 2024

Kepiting Soka adalah Kepiting Bakau

Upaya peningkatan wisata dan ekonomi masyarakat pesisir Brebes terus dikembangkan. Terciptanya tempat wisata baru yag dikerjakan bersama, mendatangkan banyak keuntungan bagi masyarakat Brebes. Demikian pula dengan UKM yang terus bergeliat maju.

Tak sedikit usaha yang dilakukan agar kuliner juga menjadi sentra usaha yang dicari oleh wisatawan. Salah satunya adalah budidaya kepiting soka yang berada di Dukuh Pandansari.

Kepiting soka atau disebut dengan kepiting bakau (scylla serata) merupakan komoditas potensial dengan target mancanegara. Negara seperti Jepang dan Korea merupakan pengkonsumsi kepiting jenis ini.

Mengapa disebut dengan kepiting bakau? Karena proses pengembangan budidayanya di sekitar hutan bakau (mangrove).

Di ujung budidaya ini, terdapat tanaman mangrove yang tidak hanya berfungsi sebagai penahan abrasi, tetapi juga menjadi sumber kehidupan habitat hewan yang ada disana. Seperti ikan dan kepiting.

Pemasaran kepiting soka tidak secara langsung, namun dilakukan proses terlebih dahulu, pemotongan capit kepiting, dan menunggu cangkang berganti. Setelah kepiting mengganti cangkangnya dengan cangkang lembut kedua, di masa panen, barulah kepiting soka dipasarkan.

Pada proses pergantian cangkang keras menjadi cangkang lunak, biasanya dilakukan pemotongan pada kaki dan capit kepiting (moulting). Disisakan kaki untuk berenangnya agar ia masih dapat berjalan di dalam kotak keranjangnya.

Proses moulting, kepiting harus sehat dan gemuk agar tidak terjadi pendarahan. Atau bisa memasukkannya dalam air di habitat awalnya dalam beberapa menit agar darahnya berhenti.

Yang harus diperhatikan oleh petugas jaga, pada saat pergantian cangkang setelah moulting, biasanya ditempatkan satu kepiting dalam satu rumah atau kotak keranjang. Gunanya supaya kondisi cangkang dalam baik dan tidak berantam dengan kepiting lain.

Proses pergantian cangkangnya, biasanya terjadi selama 13 hari (sekitar 2 minggu) setelah moulting. Cangkang akan lepas perlahan dari kaki renang melewati kepalanya.

Selain tehnik moulting, ada pula tehnik popay. Pada tehnik ini, yang dipotong, kakinya saja. Kaki renang dan capit disisakan. Lama proses penggantian cangkangnya mencapai 20 hari kemudian.

Begitu cangkang lepas, kita tidak bisa langsung mengambil atau mengeluarkannya dari kotak keranjang habitat awal di dalam tambak.

“Biarkan selama 2 jam kepiting beradaptasi dengan cangkang barunya, air dan alam. Cangkang lamanya pun tidak boleh langsung dipisahkan darinya. Ibarat tali pusar bayi, cangkang lama kira-kira seperti itu,” jelas Herman, penanggungjawab budidaya kepiting soka.

Ketika melakukan pemeliharaan kepiting soka ini, harus diperhatikan sirkulasi udara dalam kotak di tambaknya juga pakannya.

Rumah atau kotak keranjang kepiting soka ini tidak tenggelam begitu saja, melainkan terapung dalam bambu yang dirakit agar mengapungkan rumah kepiting. Fungsinya agar kepiting yang tengah masa pemeliharaan tetap bisa terkontrol oleh petugas kepiting.

Kandungan gizi pada kepiting, pada umumnya mengandung protein, zinc, lemak jenuh baik untuk diet, membantu pembetukan sel darah merah, mencegah penyakit tulang juga otot, dan sumber omega-3. Hampir serupa dengan ikan salmon. Selain itu juga antioksidannya baik untuk menangkal radikal bebas penyebab kanker dan jantung, Pada kepiting soka kandungan nutrisinya pun jauh lebih tinggi.

Dalam satu minggu, budidaya kepiting soka dibawah tanggungjawabnya, bisa menghasilkan 150 kg dengan penanganan serta pemeilharaan yang baik untuk pemasaran.

Sebelum dikirim ke konsumen, akan dilakukan pengemasan kepiting soka. Bila pemesanan dalam jumlah banyak, akan dimasukkan dalam frezer agar tahan dan tidak rusak.

Biasanya, kalau hasil kurang memuaskan, kepiting-kepiting siap pemasaran, tetap dijual dengan harga yang turun dari seharusnya. Proses gagal mencakup panen yang terlalu cepat, kaki atau capit yang rusak. Atau bisa juga cangkang menjadi keras, lupa mengangkat setelah cangkang lepas (lebih dari dua jam).